“Bisa dibilang dari pertama kali kami bertemu, jadian, sampai sekarang sudah menikah, semua sangat unexpected. Secara official kami PDKT hanya dalam waktu tujuh hari, which is merupakan waktu PDKT tercepat that I’ve ever had! Langsung pacaran dua tahun, lalu menikah,” ujar Nadira memulai ceritanya.
Sebuah acara musik di Berlin menjadi momen yang mempertemukan Nadira dan Simon untuk pertama kalinya. Saat itu Simon yang mulai mendekati Nadira dan mereka pun langsung ngobrol-ngobrol, jalan-jalan berkeliling Kota Berlin yang berlanjut dengan menghabiskan malam bersama sambil ngobrol dan saling mengenal satu sama lain. “kami benar-benar spent the whole evening together sambil saling mengenal, persis seperti di film Before Sunrise; two strangers from different nations, meet up in a big city and wander around the town together, hehe..” ujar Nadira.
Setelah itu Nadira dan Simon sama-sama merasa kalau mereka memiliki banyak kesamaan dan kecocokan, dan mereka pun jadi rutin bertemu setiap hari. Tepat seminggu setelah perkenalan pertama, mereka janjian untuk jalan-jalan ke Hamburg saat weekend. Di hari terakhir mereka di Hamburg, mereka mengunjungi St. Michael’s Church dan Simon mengajak Nadira untuk naik ke rooftop gereja tersebut. Disana, Simon kemudian meminta Nadira untuk menjadi pacarnya. Kaget karena baru mengenal Simon selama seminggu, Nadira tidak langsung memberikan jawaban saat itu juga. Ia baru menjawab pertanyaan Simon keesokan harinya, di sebuat rooftop bar di Berlin, Klunkerkranich, dan mereka berdua pun resmi berpacaran sejak saat itu. “So one thing I’ve learned is to never expect anything, let everything be a surprise because God has a plan for us even though it’s confusing at times!” tambah Nadira.
Beberapa waktu berlalu, Simon merasa sudah waktunya untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius. Tidak lama, Simon pun pop the question dan melamar Nadira untuk menjadi istrinya. Menurut Nadira, Simon melamarnya sebanyak dua kali; pertama adalah saat mereka sedang menghabiskan hari Minggu dengan makan siang bersama, dimana saat itu Simon mulai bertanya serius mengenai rencana mereka berdua untuk menikah. Seminggu setelahnya, Simon kembali melamar Nadira dengan bunga dan cincin, bertempat di Klunkerkranich, yang merupakan tempat yang sama dimana ia dulu meminta Nadira untuk menjadi pacarnya, dan kini menjadi istrinya.
Tepat tanggal 16 Mei 2018, Nadira dan Simon pun resmi menikah di Copenhagen, Denmark, yang merupakan kota favorit mereka berdua. Bagi Nadira, momen pernikahan mereka merupakan momen yang akan selalu diingat seumur hidupnya. “It was just a small intimate civil wedding with our family and best friends. No fuss, less stress, just us and the amazing food and drinks in our favorite city,” kenang Nadira. Acara pernikahan ditutup dengan makan malam bersama dengan keluarga dan sahabat di Hotel Axel Guldsmeden, sebuah hotel cantik di dekat pusat kota Copenhagen.
Untuk resepsi, Nadira dan Simon sebenarnya berencana untuk menyelenggarakan dua acara resepsi, di Jakarta dan Jerman. Untuk resepsi di Jakarta, Nadira memilih tanggal 17 November 2018, tepat satu hari setelah hari jadi mereka yang ke-6 bulan, yang jatuh di tanggal 16 November.
Dalam merancang acara resepsi di Jakarta, Nadira mengaku ia ingin menggelar resepsi dengan konsep yang unik dan berbeda dari acara resepsi pernikahan yang biasa digelar di Jakarta. Dengan karakter yang simple dan unik, Nadira sejak awal menginginkan acara dengan konsep Rustic Outdoor Wedding dengan warna-warna seperti soft blush white, floral, green, dan warna-warna natural lainnya. Ia tidak terlalu menyukai warna-warna yang terlalu colorful dan lebih memilih untuk memasang dekorasi yang minimalis dan dikelilingi oleh unsur-unsur alam, hiasan fairy lights, dan alunan musik dari playlist yang khusus dipilih oleh Nadira untuk dimainkan di acaranya.
Awalnya, Nadira ingin resepsinya digelar di Bali tetap dengan konsep Rustic Outdoor Wedding. Namun setelah melakukan survei ke beberapa tempat di Bali dan berdasarkan beberapa pertimbangan dari pihak keluarga, akhirnya diputuskan kalau acara resepsi tetap digelar di Jakarta, namun dengan mengangkat konsep yang sama yaitu Rustic Outdoor Wedding.
Plataran Cilandak dipilih oleh Nadira untuk menjadi venue acara resepsi ini karena ia mengaku sudah jatuh cinta pada Plataran Cilandak sejak pertama ia melakukan survei memilih venue acara. Sedangkan untuk dekorasi, ia mempercayakannya kepada Ninda dari Aeron Decora yang benar-benar mendengarkan apa yang Nadira inginkan. Ninda juga memiliki selera yang sama dengan Nadira, jadi persiapan dekorasi jadi terasa lebih mudah dijalani.
Untuk wedding dress, Nadira punya cerita lucu saat mempersiapkan gaun yang akan ia kenakan di acara resepsi. Sejak awal ia menginginkan dress yang simple dan minimalist, “aku sangat picky, so it took sometime to find the perfect wedding dress, sampai akhirnya aku menemukan wedding dress yang aku inginkan dari salah satu brand favorite aku, Stella McCartney,” cerita Nadira. Namun ia harus membelinya di Italia yang otomatis dress pilihannya tersebut harus dikirim dari Italia ke Berlin, dan juga karena baju tersebut tidak tersedia di Berlin. Selain itu, karena ia membelinya dalam bentuk baju yang sudah jadi, ia tidak dapat melakukan fitting terlebih dahulu. Sesampainya di Berlin, baju itu ternyata terlalu low cut yang tidak mungkin untuk ia kenakan di acara resepsi, bahkan sang Mama pun sudah menyatakan tidak setuju.
Nadira kemudian langsung mendatangi tiga bridal yang ada di Berlin, namun tidak ada satupun yang menyanggupi untuk membuat wedding dress dalam waktu singkat, karena minimum waktu yang diperlukan untuk menyiapkan gaun adalah satu bulan, sedangkan Nadira sudah harus terbang ke Jakarta dalam waktu seminggu. Nadira pun langsung mengubungi salah seorang temannya yang merupakan seorang desainer, yang menyanggupi untuk membuat bridal gown dalam waktu yang sangat mepet. Karena waktu yang mepet juga, Nadira baru bisa melakukan fitting tiga hari sebelum hari-H, sebelum akhirnya wedding dress impiannya pun selesai dibuat hanya dalam waktu 1 minggu!
Nadira mengaku ia mempersiapkan acara pernikahannya sendiri, mulai dari A sampai Z. Meskipun ia tinggal di Berlin, ia ingin tetap memilih venue, vendor, dan segala hal sendiri. Ia sempat pulang ke Jakarta selama seminggu di bulan Juli, dan ia memanfaatkan waktu yang ada untuk browsing Instagram mencari vendor yang paling cocok. Ia juga sempat mengunjung acara wedding fair untuk mendatangi stand vendor-vendor yang sudah ia pilih melalui Instagram. Setelah itu persiapan dan komunikasi dengan vendor dilakukan melalui WhatsApp selama kurang lebih 3 sampai 4 bulan sebelum hari-H.
Menurutnya hal yang paling menantang dalam melakukan persiapan acara resepsi pernikahannya adalah komunikasi, karena hanya bisa dilakukan via WhatsApp. Bersyukur ia juga dibantu oleh sang Mama dan keluarga, meskipun terkadang miskomunikasi tidak bisa dihindari. Selain itu ia juga sempat khawatir dengan musim hujan, karena venue yang ia pilih berkonsep outdoor. Tapi ia bersyukur karena apa yang ia khawatirkan tidak terjadi.
Menurut Nadira, banyak sekali hal-hal yang sangat memorable dalam acara pernikahannya dengan Simon. Salah satunya adalah momen saat mereka melakukan first dance diiringi lagu favorit Nadira, Harvest Moon oleh Neil Young. “kami hanya latihan first dance selama lima kali dan itu sangat memorable, dimana kami belum pernah mencoba melakukan first dance sama sekali. Kami tidak ikut dalam technical meeting, dan dengan banyak hal yang terkesan abu-abu karena belum pernah bertemu dengan para vendor, termasuk juga dress yang dibuat hanya dalam waktu seminggu. Surprise surprise!,” tambahnya.
Meskipun menurut Nadira ia adalah pengantin yang santai dan bukan ‘bridezilla’, ia mengaku ia juga sempat stress karena ia mengurus semuanya sendiri dari jauh dan banyak proses persiapan yang dilakukan secara dadakan. Namun ia mengaku ia berhasil mengatasi semuanya dengan baik.
Top-3-vendor pilihan Nadira:
- Aerin Decora – “Karena Ninda (owner) sangat mendengarkan apa yg client inginkan, and it was executed really well!”
- Mayang Idbariza Bride – “She managed to get it done in just one week! Crazy.”
- Memento – “Excellent service and fast response!”
Nadira juga memberikan 6 tips penting untuk para brides-to-be yang sedang mempersiapkan acara pernikahan:
- Set the wedding date before you actually looking for the venue, vendors, etc. Karena ini bisa membuat segalanya lebih mudah
- List down all the vendors from A to Z that you want and contact them (stick to 1 or 2 options per category biar ga bingung)
- Decoration itu penting, jadi sebelum menghubungi decoration, sebaiknya kamu membuat moodboard dan konsep yang matang dulu dan tunjukkan ke pihak dekorasi agar sesuai dengan apa yang kamu inginkan
- Deciding on the key important elements of your reception (what kind of reception party do you want to have, indoor/outdoor, how’s the schedule looks like, music playlist, etc)
- Jika ingin menggelar outdoor party, lebih baik hindari bulan-bulan dalam musim hujan, karena mau sebagus apa pun pawang hujan yang digunakan, kadang itu tidak terlalu menjamin
- All in all, budgeting is key when planning a wedding, regardless of preferred theme and concept. Jadi ada 3 hal yg menurut aku harus jelas and clear: budget, tema dan konsep harus matang sebelum berdiskusi dengan para vendor, dan harus siapkan deadline untuk para vendor agar segala hal dilakukan dengan lancar dan cepat.
The post Nadira and Simon: An Intimate and Memorable Wedding in Copenhagen and Jakarta appeared first on The Bride Dept.